Jika Anda menelusuri jejak digital saya, Anda mungkin menemukan sebuah dualisme. Di satu sisi, ada Daffa Aslam. Di sisi lain, sering kali muncul nama Nikolai Harkov. Ini bukan kebetulan, melainkan bagian dari sebuah perjalanan kisah Nikolai Harkov sebagai identitas brand yang membentuk saya hari ini. Ini adalah kisah tentang bagaimana dan mengapa kedua nama itu ada.
Titik Awal: Kelahiran Nikolai Harkov
Semuanya dimulai pada tahun 2018. Saya adalah seorang siswa SMK berusia 17 tahun yang nekat terjun ke dunia freelance sebagai web developer. Namun, tantangan terbesarnya bukanlah teknis, melainkan persepsi. Ketika calon klien tahu usia saya, saya bisa merasakan tembok skeptisisme itu. Saya dianggap terlalu muda dan dipandang sebelah mata.
Kebutuhan akan Sebuah Tameng Profesional
Saya sadar, untuk bisa bertahan di pasar, saya membutuhkan lebih dari sekadar keahlian—saya butuh sebuah tameng. Sebuah identitas yang bisa menembus keraguan orang lain. Dari sanalah lahir sebuah alias, sebuah nama yang saya pinjam untuk sementara waktu.
Persona, Kepercayaan Diri, dan Dampak Bisnis
Inspirasi datang dari tempat yang tak terduga: sebuah karakter game. Nama “Nikolai Harkov” terdengar asing dan “proper” di telinga. Tujuannya murni pragmatis: agar terdengar lebih profesional. Efeknya terasa instan. Respons yang saya terima saat memperkenalkan diri sebagai “Nikolai” terasa jauh berbeda.
Nikolai dengan cepat berevolusi menjadi sebuah persona: formal, idealis, dan profesional. Tentu, sebagai anak muda, ada sedikit ego yang bermain—sebuah keinginan untuk terlihat “wah”. Namun, dampak paling nyata adalah pada kepercayaan diri saya. Saat bernegosiasi, nama “Nikolai” memberi saya kenekatan untuk menaruh harga yang lebih tinggi. Ajaibnya, prosesnya sering kali lebih mulus. Klien lebih cepat setuju. Persona ini bukan hanya menjadi tameng, tapi juga pendorong keberanian awal dari lahirnya kisah Nikolai Harkov.
Titik Balik: Transisi Menuju Daffa Aslam
Banyak yang mengira saya telah “meninggalkan” Nikolai Harkov. Kata yang lebih tepat adalah “mengurangi penggunaannya” sejak 2024. Ini bukan sebuah perpisahan, melainkan sebuah kelulusan.
Saat Sebuah Nama Tumbuh Dewasa
Ada sebuah keyakinan dalam diri saya. Nama “Daffa”, yang dulu identik dengan anak-anak kelahiran tahun 2000-an, kini telah tumbuh bersama generasinya. Nama itu tidak lagi mencerminkan citra “anak-anak”, melainkan seorang profesional dewasa yang sedang membangun kariernya.
Kepercayaan Diri yang Lahir dari Pengalaman
Namun, alasan utamanya lebih dalam dari itu. Perjalanan membangun Harkovnet, dengan segala rintangan dan pelajarannya, telah menempa kepercayaan diri yang otentik. Dulu, saya butuh persona Nikolai untuk merasa “cukup”. Sekarang, pengalaman dan hasil kerja telah membuktikan bahwa Daffa Aslam saja sudah cukup. Saya tidak lagi butuh tameng karena saya telah membangun “baju zirah” saya sendiri dari pengalaman.
Babak Baru: Satu Nama, Satu Identitas
Kini, kita berada di babak baru. Sebuah babak di mana Daffa Aslam menjadi nama tunggal di panggung utama.
Gema Digital dan Makna Saat Ini
Lalu mengapa Nikolai Harkov masih ada? Sebagian karena alasan praktis—username Daffa Aslam sudah banyak digunakan. Namun, nama itu kini memiliki makna baru. Ia adalah gema digital, sebuah pengingat akan titik awal perjalanan saya. Ia juga terkadang menciptakan bias karakter yang menarik; orang mengira saya sosok yang sangat serius, padahal saya adalah pribadi yang suka bercanda.
Pelajaran Utama tentang Personal Branding
Pengalaman ini mengajarkan saya satu hal fundamental: nama itu sendiri tidaklah penting. Yang terpenting adalah brand yang kita bangun di sekitarnya. Saya pernah secara sadar membranding “Nikolai” sebagai sosok yang serius dan “Daffa” sebagai sosok yang mudah akrab.
Seiring waktu, saya sadar saya tidak perlu lagi terpecah menjadi dua. Perjalanan hidup telah memungkinkan satu nama, Daffa Aslam, untuk menyerap semua kekuatan dari kedua persona tersebut. Dia bisa menjadi CEO yang profesional dan teman diskusi yang santai. Dan bagi saya, itu sudah lebih dari cukup.